Rabu, 25 November 2009

curahan hati orang yang aku sayang

Realita cinta bau cuka

"Anggp aj sbg pr0ses pmtangan kdwasaan q dlm mghdpi sbwh mslh"

Aku kan bertahan meski takkan mungkin menerjang kisah_Nya, walau perih..walau perih..walau perih..walau perih..

aku ingin bahagia dalam kehidupanku sendiri tanpa menggangu kehidupan orang lain tanpa merusak kebahagiaan orang lain

Bgmn jk akhrny q cnta kau dari kekuranganmu hngga lebihmu? bgmn bl sma bnr2 trjd? mgkn inilah yg trndah..

bgtu indahny air hujan yg Kau trunkan.. Bgitu merduny gmercik swra hujan.. Bgtu pes0nany Kau ciptakan hujan.. Bgtu nikmatny anugrah yg Kau brikan.. Thank You, Allah..

bgtu indahny air hujan yg Kau trunkan.. Bgitu merduny gmercik swra hujan.. Bgtu pes0nany Kau ciptakan hujan.. Bgtu nikmatny hamba_Mu mlht kkuasaan_Mu Thank You, Allah..

Read More...... baca selengkapnya...... Read More......

Selasa, 24 November 2009

PROJEC PROPOSAL BISNIS PLAN BALAI PENGOBATAN ″KAMPOENG SEHAT″ Ds. Kalipancur Rt. 05/ Rw. 02 Bojong Pekalongan Jawa Tengah

I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dalam kemajuan zaman di era globalisasi ini masyarakat indonesia semakin perduli dan sadar akan pentingnya kesehatan dan tingkat pemanfaatan unit pelayanan kesehatan semakin meningkat pula. Masyarakat di daerah inipun juga sadar akan pentingnya kesehatan itu sehingga memerlukan tempat pelayanan kesehatan, namun sayangnya di daerah ini belum terdapat tempat pelayanan kesehatan yang mudah di jangkau. Apabila masyarakat ingin berobat atau sekedar berkonsultasi kepada petugas kesehatan, warga harus menempuh jarak yang agak jauh dari tempat tinggal mereka. Jarak ini terkadang membuat warga menjadi kembali acuh akan kesehatan, mereka tidak menghubungi petugas kesehatan atau mengunakan tempat pelayanan kesehatan sebelum mereka benar-benar sakit yang tidak bisa mereka tahan lagi atau setelah sakit yang mereka alami terjadi lama, sehingga setelah menggunakan tempat pelayanan kesehatan mereka sudah dalam keadaan sakit yang sudah dalam stadium lanjut. Sehingga terkadang penanganan penyakit itu menjadi terlambat atau tidak bisa di sembuhkan lagi.



Oleh karena itu saya ingin membagun suatu tempat pelayanan kesehatan yang lebih mudah dijangkau oleh warga sehingga warga dapat lebih mudah menjangkau tempat pelayanna kesehatan dan di harapkan warga dapat mencegah kemungkinan penyakitnya menjadi lebih parah atau untuk mengurangi kemungkinan komplikasi yang dapat ditimbulkan. Tingkat kesehatan warga akan meningkat dan seiring dengan itu kesejahteraannya juga akan meningkat pula.




B. Visi dan Misi

Visi: Menyehatkan masyarakat dan memasyarakatkan kesehatan

Misi
1. Menjadi tempat masyarakat untuk mengkonsultasikan masalah kesehatan yang mereka alami.
2. Sebagai mitra Puskesmas dalam memberikan pelayanan prefentif dan kuratif serta rehabilitatif.
3. Melakukan pengabdian pada masyarakat dengan ikut serta dalam usaha warga untuk meningkatkan derajad kesejahteraan melalui peningkatan kesehatan.
4. Melakukan Pengobatan sesuai prosedur, Berkwalitas dan dapat terjangkau oleh semua kalangan masyarakat.
5. Memberikan pelayanan medis dasar yang berbasis Homecare
















C. DATA BALAI PENGOBATAN KAMPOENG SEHAT
1. Nama Perusahaan Balai Pengobatan Kampoeng Sehat

2. Bidang Usaha Balai pengobatan

3. Jenis Produk / Jasa Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat

4. Alamat Desa Kalipancur Rt. 05/ Rw. 02 Bojong Pekalongan

5. Nomor Telepon 085647770721

6. Nomor Fax -

7. Alamat E-mail KampoengSehat@yahoo.com

8. Situs Web www.Kampoeng Sehat.co.id

9. Bank Perusahaan BNI, BRI, Simpedes simpan pinjam

10. Bentuk Badan Hukum

11. Nomor Akte Pendirian

12. N P W P

13. Waktu Pembangunan 21-30 April 2011
















D. BIODATA PEMILIK / PENGURUS
1. Nama Nanang Asmono

2. Jabatan Direktur utama

3. Tempat dan Tanggal Lahir Banyumas, 21 april 1988

4. Alamat Rumah Desa kalipancur Rt. 05/ Rw. 02 Bojong Pekalongan

5. Nomor Telepon 085647684651

6. Nomor Fax -

7. Alamat E-mail KampoengSehat@yahoo.com

8. Pendidikan Terakhir Sarjana Keperawatan

9. Pengalaman Kerja Pengusaha Batik, Agen DBS, Agen Prudential

























II. Aspek Sumberdaya Manusia

Balai pengobatan KAMPOENG SEHAT memiliki tenaga kerja yang terdiri dari
1. Dokter penanggung jawab
2. Dokter jaga
3. managare
4. Perawat profesional 1 orang
5. Cleaning service 1 orang ( merangkap menjadi penjaga malam)







A. STRUKTUR ORGANISASI
























B. Susunan oprasioal
1. Direktur
 Bertugas sebagai pemimpin dari Balai Pengobatan KAMPOENG SEHAT tersebut, agar segala macam kegiatan yang direncanakan dapat tercapai dan dapat mencapai sasaran.
 Mengatur dan bertanggung jawab terhadap kinerja bawahannya.
 Donatur tetap setiap acara yang diadakan Balai Pengobatan

2. Managare
 Menentukan dan mengatur pembagian tugas karyawan.
 Merumuskan pokok-pokok kebijaksanaan dalam bidang produksi/pelayanan, pemasaran, dan keuangan.
 Bertanggung jawab dalam menyeleksi tenaga kerja yang mau bekerja di balai pengobatan Kampoeng Sehat
 Menjalin relasi dengan pihak lain dalam setiap kegiatan yang dilakukan balai pengobatan.
 Mengatur pemasukan dan pengeluaran keuangan Balai pengobatan.

3. Dokter Penanggung Jawab
 Bertanggung jawab atas semua kegiatan di Balai Pengobatan KAMPOENG SEHAT
 Bertanggungjawab terhadap pelaksanan pengobatan
 Berperanserta melayani pasien dalam pengobatan
 Memberikan pelimpahan/penjelasan kerja pada bawahannya (dr. Pelaksana)
 Melakukan kunjungan rumah ( home care)
4. Dokter Pelaksana
 Melayani pasien sesuai tugas
 Memberikan konseling sesuai dengan permasalahan kesehatan yang di alami pasien
 Bergantian sif dengan dr. Penanggung jawab dalam bertugas
 Melakukan kunjungan rumah ( home care)
5. Perawat Pofesional
 Melakukan kunjungan rumah/homecare
 Melakukan asuhan keperawatan
 Mengontrol tindakan yang dilakukan oleh perawat vokasional
 Mengatur pelaksanan kegiatan keperawatan di Balai Pengobatan
 Bertanggung jawab atas pembukuan keuangan harian
 Bertugas setiap hari untuk menerima pasien/administrasi
 Memberikan obat kepada pasien berdasarkan resep dokter
 Melakukan tindakan keperawatan pada pasien
 Melakukan kunjungan rumah bersama perawat profesonal/dokter bila di perlukan
6. Cleaning service
 Sebagai tenaga yang memberikan kenyamanan dengan menjamin kebersihan ruangan Balai pengobatan
 Membersihkan peralatan dan Balai Pengobatan
 Sebagai penjaga malam balai pengobatan
















III. Aspek Pasar
ANALISIS PASAR DAN PEMASARAN
a) PRODUK / JASA YANG DIHASILKAN
KEUNGGULAN YANG DIMILIKI
Produk yang kami jual adalah pelayanan kesehatan yang diberikan pada masyarakat. Keunggulan dari balai pengobatan kami adalah pelayanan kesehatan dilakukan oleh dokter yang profesional dan memiliki Surat Ijin Praktek yang bekerja pada jam praktek. Selain itu balai pengobatan Kampoeng Sehat juga melayani pembelian Khitanan dan konsultasi KB, yang akan dilayani oleh perawat yang jaga maupun dokter jaga setiap hari.

b) GAMBARAN PASAR

DATA PENGHASILAN PASIEN BERKUNJUNG (1 – 5 TAHUN YANG AKAN DATANG)

Penurunan atau kenaikan pasien yang berkunjung biasanya disebabkan oleh cuaca, hari biasa/ hari keagamaan, dll. Dan biasanya kenaikan jumlah pasien yang berkunjung terjadi pada hari raya keagamaan, hal ini terjadi karena arus mudik. Selain itu perubahan cuaca yang terjadi juga menyebabkan kondisi kesehatan masyarakat bisa terganggu, dan mereka berkunjung ke balai pengobatan.



KEGIATAN PEMASARAN DAN PROMOSI YANG AKAN DILAKUKAN


PERSONAL SELLING
Personal selling adalah interaksi antar individu, saling bertemu, muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai dan mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain. Di klinik sehat sejahtera, kami melakukan personal selling dengan cara pelayanan yang diberikan dokter kepada pasien dilakukan semaksimal mungkin dan menggunakan bahasa komunikasi yang santun dan ramah tamah. Selain itu pasien selalu diberi kontrak agar kembali berobat di klinik apabila sakit yang diderita belum sembuh atau obat yang dikonsumsi habis, dan juga apabila akan dirujuk ke rumah sakit. Dan hasilnya sebagian pasien banyak yang kembali berobat di klinik Sehat Sejahtera

BROSUR
Kami telah membuat brosur yang berisi ajakan pada masyarakat agar berobat di balai pengobatan sehat sejahtera, selain itu kita juga memasang papan nama balai pengobatan kita di depan klinik dan juga kami mencetak plastik pembungkus obat yang diberi nama balai pengobatan kami, dan hasilnya banyak yang berkunjung ke klinik balai pengobatan sehat sejahtera.

FASILITAS
Fasilitas yang akan kami dirikan guna mendukung kemajuan balai pengobatan ini hádala sistem pendaftaran yang diatur menggunakan sistem komputerisasi, sehingga pasien yang sudah terdaftar data kami simpan untuk riwayat kesehatan. Selain itu, kami merencanakan area bermain anak-anak sebagai media penghibur bagi pasien yang berobat ke Balai pengobatan Kampoeng sehat.

KEMITRAAN
Kemitraan disini hádala bekerja sama dengan para tukang ojek. Angkutan didaerah balai pengobatan Kampoeng sehat maíz Sangay minim, sehingga kami menggalang verja sama dengan para tukang ojek agar setia mengantarkan pasien berobat ke balai Pengobatan Kampoeng sehat. Bonus yang kami casi pada tukang ojek hádala Rp. 5000/ pasien yang diantar keBP. Kampoeng Sehat.




c) TARGET ATAU SEGMEN PASAR YANG DITUJU
Target utama yang dituju adalah masyarakat yang berada disekitar lingkungan BP. Kampoeng Sehat mencakup kecamatan Bojong dan Kecamatan kesesi. Selain itu target yang lain mereka yang konsul lewat website kami, setiap pengunjung website akan terkena royalti sebesar $ 0,001.

d) PROYEKSI KUNJUNGAN PASIEN

Diperkirakan dari bulan pertama sampai bulan ke-12 akan selalu mengalami peningkatan pendapatan, pertama karena nama balai pengobatan yang mulai terkenal, selanjutnya karena kebutuhan masyarakat akan kesehatan yang semakin meningkat, dll.






STRATEGI PEMASARAN
• Dengan memasang sepanduk di tempat – tempat umum yang setrategis.
• Bekerja sama dengan kelompok PKK di setiap desa untuk mempromosikan ke masyarakat
• Melakukan kunjungan rumah guna melihat perkembangan pasien yang pernah berobat
• Berperan serta dalam kegiatan POSYANDU
• Memberikan sofenir buat anak-anak yang sunat
• Ruangan menggunakan pendingin Ac
• Area klinik menggunakan fasilitas Hot Spot, agar warga pedesaan pun mampu mengakses internet.
• Membuat website yang beralamatkan ”www.KampoengSehat.co.id”
• Bekerja sama dengan tukang ojek yang mengantarkan pasien dengan memberikan komisi sebesar Rp. 5000 / pasien yang diantarkan.
• Pendataan psien menggunakan sistem komputerisasi


ANALISIS PESAING
PESAING KEUNGGULAN KELEMAHAN
Balai Pengobatan bapak Haryanto Sudah dulu berdiri
Sudah tua dan belum ada yang menggantikan








IV. Aspek Fianasial/Modal

1. Gedung = Rp 30.000.000
2. Perijinan = Rp 3.000.000
3. Biaya pegawai = Rp 700.000
4. Sarana Prasarana (etalase, kursi&meja) = Rp 3.500.000
5. Oxigenasi = Rp 2.000.000
6. Alat bedah minor 3 set@175.000 = Rp 525.000
7. Standar infus 1 buah = Rp 150.000
8. Sterilisator 1 buah = Rp 1.000.000
9. Tensi Meter air raksa 2 @ 500.000 = Rp 1.000.000
10. Tensi meter biasa 1 @ Rp.125.000 = Rp 125.000
11. Termometer Air raksa 2 buah @ 8.000 =Rp 16.000
12. Kartu rawat jalan 1000 lbr = Rp 150.000
13. Tempat sampah 5 buah = Rp 125.000
14. Cauter = Rp 2.000.000
15. obat-obatan = Rp 5.000.000
16. Alat tulis kantor = Rp 200.000
17. Kasa gulung = Rp 50.000
18. Lampu philip 4 buah @ 30.000 = Rp 120.000
19. Keset 2 buah @ 15.000 = Rp 30.000
20. Lap tangan 3 buah @ 10.000 = Rp 30.000
21. Jam dinding 1 buah = Rp 50.000
22. Sepuit 3 dus @ 100.000 = Rp 300.000
23. Alcohol, betdin dll = Rp 500.000
24. Biaya promosi = Rp 2.000.000
25. Alat tes gol darah,AS urat & kolesterol = Rp 1.000.000
26. Ac 2 @ 2.000.000 = Rp. 4.000.000
27. Seperangkat Komputer = Rp. 4.000.000
28. Jaringan internet = Rp. 2.000.000
TOTAL = RP. 63.071.000

A. Denah ruangan Balai Pengobatan Kampoeng Sehat























keterangan:
R1. Ruang periksa R2. Ruang tindakan
R3. Tempat cuci tangan R4. Meja administrasi
R5. Lemari Obat R6. Tempat Kartu rawat jalan pasien
R7. Ruang Tunggu Pasien/antrian R8. Wc/kamar mandi
R9. Arena bermain anak R10. Komputer



B. Alur Pelayanan BP. Kampoeng Sehat

Pendaftaran/administrasi


R. Tunggu


Ruang periksa/ tindakan


Penerimaan obat


Konseling


Pembayaran administrasi


V. Aspek Aksesibiliti
A. Balai pengobatan KAMPOENG SEHAT melayani:
1. KB
2. Pemeriksaan Umum
3. Sirkumsisi laser
4. Persalian
5. Konsultasi kesehatan/remaja
6. Laboratorium (guladarah, AS urat, kolesterol dan golongan darah)
7. Tindakan medis dasar
8. Pelayanan Gawat darurat sederhana (hecting, perwatan luka, insisi, eksisi jaringan lypoma)
9. Pemeriksaan kesehatan /surat keterangan dokter
B. Tarif per pasien yang berobat di Balai BP. KAMPOENG SEHAT
1. Administasi Rp 5.000
2. Sirkumsisi Rp 300.000
3. Kb
a. Suntik 1 bulan Rp 20.000
b. Suntik 3 bulan Rp 30.000
c. Pil Rp 15.000
4. Konsultasi Rp 15.000
5. Surat keterangan sehatRp 5.000
6. Laborat
a. Gula darah Rp 25.000
b. Asam urat Rp 25.000
c. Gol darah Rp 15.000
d. Kolesterol Rp 25.000
7. Perawatan luka Rp 40.000
8. Berobat Rp 30.000
9. Hecting up Rp 80.000
10. Hecting Rp 100.000

VI. Aspek social
Balai pengobatan KAMPOENG SEHAT juga akan membantu masyarakat sekitar agar dapat meningkatkan derajad kesehatan mereka dan membantu warga kurang mampu agar tetap bisa merasakan pelayanan kesehatan dengan biaya yang mereka dapat menjangkaunya. Balai ini juga turut serta dalam upaya-upaya promotif untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada masyarakat dengan menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih.
Masyarakat sumber sebagaian besar adalah petani lahan dan peternak. Perekonomian masyarakatnya pun berkecukupan namun masih ada juga warga yang tergolong miskin. Tempat tinggal mereka masih ada yang berlantai tanah dan dindingnya dari papan atau kayu.Pada umumnya warga sudah tidak terlalu memegang erat budaya dan adat istiadat jawa yang masih mengikat masyarakat, termasuk budaya yang berlawanan dengan pengobatan pada tim medis. Seperti orang hamil tidak boleh makan yang amis-amis. Namun karma sangat minimnya tempat pelayanan kesehatan sehingga banyak dari mereka yang hanya menggunakan sarana pengobatan tradisional seperi dukun, kiyai, jamu dll, dalam mencari pengobatan akan tetapi hal ini bukan berrarti adalah cara mereka menolak berobat ke pelayanan kesehatan.



VII. Analis Fiancial

1. Biaya total
Total modal awal uasaha untuk mendirikan Balai Pengobatan KAMPOENG SEHAT kurang lebih adalah Rp 50.571.000
2. Pegeluaran/bulan
a. Gaji
• dr. penanggung jawab Rp 300.000
• dr. pelaksan Rp 1.000.000
• Perawat provesonal Rp 900.000
• Perawat vokasional Rp 700.000
• Bidan Rp 900.000
• Cleaning service Rp 300.000
b. Listrik Rp 200.000
c. Alat habis pakai Rp 800.000
d. Obat-obatan Rp 2.000.000
e. Plastik obat Rp 20.000
f. Alat tulis Rp 20.000
g. Telpon Rp 100.000
h. Akses internet Rp. 350.000
Total Rp 7.490.000

3. Income/bulan
Bila program yang di rencanakan dapat terlaksana dengan biak, dengan perkiraan pasien berobat sekitar 20 pasien per hari dengan beraneka ragam pelayanan dengan tarif minimal Rp 15.000/pasien berobat sakit, maka income per bulan dengan rincian sebagai berikut:
a. Tes gula darah 6 org Rp 150.000
b. Tes Asam urat 8 org Rp 200.000
c. Cek gol darah 5 org Rp 75.000
d. Cek kolesterol 7 orang Rp 175.000
e. Pasien berobat sakit 407 org Rp15.210.000
f. KB 48 orang Rp 1.020.000
g. Sirkumsisi 4 Rp 1.200.000
h. Pasien dengan tindakan medis 14 Rp 2.000.000
i. Pasien Partus 1 org Rp 900.000
Total Rp 20.930.000
4. Profiet
ñ = TR – TC
ñ = Profiet
TR = total refenyu
TC = total Cost
Pemasukan per bulan = Rp 20.930.000
Pengeluaran per bulaan = Rp 7.490 .000
Rp 13.440.000
Jadi keuntungan bersih yang diperoleh per bulan dari Balai Pengobatan KAMPOENG SEHAT sekitar 13.440.000, bila penghasilan yang di peroleh seperti tersebut diatas maka dalam jangka waktu 7 bulan sudah mampu mengembalikan modal awal usaha yang sebesar Rp 63.071.000

Read More...... baca selengkapnya...... Read More......

ANALISIS KUALITATIF SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT MALARIA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tujuan dari pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan dengan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat yang layak dan tercukupi kebutuhan dasar, yaitu; pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan dan lapangan kerja. Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari pembangunan nasional memiliki peran strategis dalam peningkatan kualitas hidup masyrakat, karena kesehatan merupakan salah satu indikator dalam pengukuran Human Development Index (HDI) , selain ekonomi dan pendidikan. Menurut Achmadi (2004), salah satu faktor penting dari keterpurukan angka kualitas sumber daya manusia Indonesia yang menempati urutan 112 dari 175 negara dalam United Nation Development Programme (UNDP) tahun 2003 adalah permasalahan penyakit menular dan kondisi lingkungan yang buruk.



Bidang pembangunan kesehatan yang mendapat perhatian khusus yaitu pemberantasan penyakit menular salah satunya malaria. Malaria merupakan penyakit menular yang sampai saat ini masih menjadi permasalahan kesehatan yang apabila tidak ditangani dengan baik akan memberikan dampak terhadap pembangunan ekonomi. Program pemberantasan malaria merupakan program utama bangsa dengan komitmen politik nasional maupun lokal ( Profil Kabupaten Banyumas, 2004).
Penyakit menular memang masih menjadi permasalahan kesehatan yang cukup serius, diantaranya adalah penyakit malaria yang merupakan penyakit tropik utama dan sampai saat ini masih mempengaruhi angka kematian bayi, anak umur dibawah 5 tahun dan ibu melahirkan serta dapat menurunkan produkitifias kerja (Depkes, 1999).
Hingga saat ini penyakit malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Angka kesakitan penyakit ini masih cukup tinggi, terutama di daerah luar Jawa dan Bali, terdapat campuran penduduk yang berasal dari daerah endemis dan yang tidak endemis malaria. Daerah tersebut masih sering terjadi letusan wabah yang menimbulkan banyak kematian (Depkes, 1984). Menurut Takagi (2004) mengatakan bahwa penderita malaria diperkirakan telah mencapai 500 juta kasus dan lebih dari 1 juta kematian ditiap tahunnya diseluruh dunia.
Menurut Depkes RI (2000), di Indonesia diperkirakan 6 juta penderita pertahun, kematian 700 penderita dan 70 juta penduduk berada di daerah endemis malaria yang mempunyai resiko penularan. Di Jawa-Bali ditemukan 155 Kabupaten/Kota yang merupakan daerah endemis malaria.
Daerah kecamatan Kebasen terdiri dari dua belas desa yang endemik malaria , namun dua desa diantaranya merupakan daerah yang sangat tinggi angka kejadian malaria. Data Puskesmas Kecamatan Kebasen menunjukan desa Kalisalak dan Randegan yang paling banyak terdapat kasus malaria. Data dari Januari 2007 sampai Juni 2008 terjadi banyak peningkatan pasien malaria di dua desa tersebut terutama desa Kalisalak. Data terakhir menunjukan jumlah penduduk yang diobati secara massal di Kecamatan Kebasen 815 orang, dari jumlah itu yang mengalami gejala malaria ada 293 orang. Namun setelah diadakan pemeriksaan, yang positif terkena malaria 34 orang dan sebagian besar merupakan warga desa Kalisalak.

B. Perumusan Masalah
Penyakit malaria telah diketahui sebagai penyakit menular yang sampai saat ini masih menjadi permasalahan kesehatan yang paling penting khususnya didaerah endemis. Sampai saat ini masih saja terjadi KLB malaria walaupun sudah banyak dilakukan upaya-upaya untuk mencegah agar tidak terjadi KLB malaria lagi.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah “ Bagaimana gambaran sikap dan perilaku masyarakat dalam upaya pencegahan penyakit malaria di Desa Kalisalak Kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas?”.



C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran sikap dan perilaku masyarakat terhadap upaya pencegahan penyakit malaria di Desa Kalisalak Kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas”.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran sikap masyarakat terhadap upaya pencegahan penyakit malaria di Desa Kalisalak Kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas.
b. Mengetahui gambaran perilaku masyarakat terhadap upaya pencegahan penyakit malaria di Desa Kalisalak Kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas.
c. Mengetahui upaya pencegahan penyakit malaria yang telah dilakukan oleh masyarakat di Desa Kalisalak Kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat
Menambah pengetahuan bagi masyarakat mengenai sikap dan perilaku dalam upaya pencegahan penyakit malaria, sehingga dapat dilakukan kegiatan preventif di masyarakat.


2. Bagi Jurusan keperawatan
Menambah pengetahuan bagi mahasiswa Keperawatan khususnya dan keluarga besar FKIK, serta menambah referensi kepustakaan dalam pengembangan Ilmu Keperawatan.
3. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam peneltian khususnya bidang Ilmu Keperawatan serta dapat mengaplikasikannya dalam masyarakat.

E. Keaslian Penelitian
Ada sumber penelitian mengungkapkan tema penelitian yang mirip dan pernah dilakukan, namun penelitian yang spesifik mengenai analisis kualitatif sikap dan perilaku masyarakat dalam upaya pencegahan penyakit malaria belum pernah dilakukan . Adapun penelitian dengan tema yang mirip adalah :
Sejati (2007), dengan judul Analisis faktor-faktor lingkungan dan perilaku yang mempengaruhi kejadian malaria di Desa Banjarpanepen Kecamatan Sumpiuh Kabupaten Banyumas. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dan metode yang digunakan kasus kontrol. Hasil yang didapat menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara faktor pemakaian kelambu (OR=3,148;95% CL=1,374-10,159), pemasangan kawat kasa anti nyamuk (OR=3,736;95% CL=1,089-7,320) terhadap kejadian malaria. Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah meneliti perilaku yang mempengaruhi kejadian malaria, sedangkan perbedaannya adalah lebih menekankan pada sikap dan perilaku masyarakat dalam upaya pencegahan malaria.




















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Sikap
a. Pengertian
Menurut Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial dalam Notoatmodjo (2002), menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu dipersiapkan untuk bertindak atau perbuatan yang berdasarkan pada pendirian dan keyakinan.
b. Indikator
Notoatmodjo (2002) mengemukakan bahwa indikator untuk sikap kesehatan sejalan dengan pengetahuan kesehatan meliputi :
1) Sikap terhadap sakit dan penyakit
Bagaimana penilaian atau pendapat seseorang terhadap gejala atau tanda-tanda penyakit, penyebab penyakit, cara penularan penyakit dan cara pencegahan penyakit.
2) Sikap cara pemeliharaan dan cara hidup sehat
Penilaian atau pendapat seseorang terhadap cara-cara memelihara dan cara-cara (berperilaku) hidup sehat.
3) Sikap terhadap kesehatan lingkungan
Pendapat atau penilaian seseorang terhadap lingkungan dan pengaruhnya terhadap kesehatan.
c. Komponen
Sikap mempunyai tiga komponen menurut Allport dalam Notoatmodjo (2003), yaitu :
1) Kepercayaan atau keyakinan, ide dan konsep terhadap suatu objek.
2) Kehidupan emosional atas evaluasi emosional terhadap suatu objek.
3) Kecenderungan untuk bertindak atau trend to behave.
Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh, yang dipengaruhi oleh pengetahuan, berpikir, keyakinan dan emosi.
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat dinyatakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu objek. Secara langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat responden.

2. Perilaku
a. Pengertian
Perilaku menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan. Perilaku manusia pada hakikatnya merupakan tindakan atau aktifitas dari manusia itu sendiri baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Skinner dalam Notoatmodjo, 2003). Pengertian perilaku lain menurut Notoatmodjo (2003), perilaku yaitu merupakan suatu refleksi dari berbagai macam gejala kejiwaan, seperti pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya. Gejala-gejala kejiwaan tersebut juga dipengaruhi oleh pengalaman, keyakinan, fasilitas, dan faktor sosial budaya yang ada di lingkungan.
b. Bentuk
Menurut Skinner (1938) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2002), perilaku mempunyai dua bentuk, yaitu :
1) Bentuk pasif adalah respons internal, yaitu respon yang terjadi di dalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain. Perilaku tersebut masih terselubung atau covert behavior.
2) Bentuk aktif, yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara langsung. Perilaku tersebut sudah tampak dalam bentuk tindakan nyata atau overt behavior.


c. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Menurut Notoatmodjo (2003), di dalam proses pembentukan atau pun perubahan, perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam (intern) yang berfungsi untuk mengolah rangsangan dari luar, dan dari luar individu (ekstern) itu sendiri, yaitu :
1) Faktor intern
a) Pengetahuan
Adalah merupakan hasil pembelajaran, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
b) Persepsi
Adalah sebagai pengalaman yang dihasilkan melalui panca indra tehadap suatu objek atau kejadian tertentu sehingga dapat mempengaruhi perilaku seseorang.
c) Motivasi
Adalah suatu dorongan untuk bertindak untuk mencapai suatu tujuan juga dapat terwujud dalam bentuk perilaku.
d) Emosi
Adalah suatu keadaan psikologis yang ada dalam diri seseorang.
2) Faktor ekstern
a) Lingkungan
Adalah keadaan yang ada di sekitar kita yang dapat membawa pengaruh besar dalam perubahan perilaku seseorang.
b) Sosial ekonomi
Adalah suatu keadaan dimana tingkat penghasilan dan keadaan ekonomi seseorang dapat mempengaruhi perilakunya tersebut dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
c) Kebudayaan
Adalah kebiasaan dan batasan-batasan yang ada dalam masyarakat di suatu daerah tertentu yang dapat mempengaruhi dan membentuk perilaku seseorang.
3. Malaria
a. Pengertian
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit malaria (Plasmodium) bentuk asexual yang masuk kedalam tubuh manusia, ditularkan oleh nyamuk malaria (Anopheles) betina (Dep.Kes RI 2000). Penyakit malaira disebabkan oleh protozoa obligat interseluler dari genus Plasmodium, penyakit malaria menyerang sel darah merah manusia untuk hidup dan berkembang biak didalamnya. Secara klinis penyakit ini ditandai dengan demam, pembesaran limpa, syok, malaria serebral dan manefestasi hematologik lainnya (Harijanto 2000).
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran malaria
1) Umur
Secara umum dapat dikatakan bahwa pada dasarnya setiap orang dapat terkena malaria, namun umur juga dapat mempengaruhi seseorang untuk terkena malaria atau tidak karena derajat kekebalan tubuh seseorang berbeda.
2) Jenis kelamin
Perempuan mempunyai respon imun yang lebih kuat dibandingkan dengan laki-laki, namun kehamilanmenambah resiko malaria.
3) Lingkungan
Keadaan yang ada di sekitar kita yang dapat menyebabkan penyakit malaria apabila lingkungan tersebut tidak bersih.
4) Pengalaman
Seseorang yang sudah pernah terjangkit malaria akan mempunyai pengalaman sehingga orang tersebut dapat melakukan pencegahan-pencegahannya.
5) Sosial
Suatu keadaan dimana interaksi antara sesama individu terjadi secara terus menerus.
6) Ekonomi
Jenis pekerjaan setiap orang itu berbeda-beda dan dari pekerjaan itulah yang membedakan tingkat penghasilan seseorang. Orang yang berpenghasilan rendah biasanya tidak terlalu mementingkan kesehatan mereka.
7) Budaya
Faktor budaya yang ada di masyarakat biasanya mempunyai porsi besar dibandingkan dengan faktor lainnya. Adanya budaya atau kebiasaan di masyarakat berada di luar rumah sampai larut malam.
8) Fasilitas
Adanya fasilitas kesehatan yang memadai dan persediaan obat-obatan yang lengkap sehingga apabila ada warga yang terkena malaria dapat segera di berikan pertolongan.
9) Kebijakan Pemerintah
Adanya perhatian pemerintah dalam penanganan malaria contohnya dengan mengadakan gerakan klambunisasi dan penyemprotan.
c. Macam-macam plasmodium malaria
Ada 4 jenis Plasmodium yang menyebabkan penyakit malaria pada manusia yaitu
1) Plasmodium ovale, menyebabkan malaria ovale, jenis ini jarang diketemukan di Indonesia namun banyak dijumpai di afrika dan Pasifik Barat, dengan masa inkubasi 8-14 hari (Chin 2000).
2) Plasmodium falcifarum, menyebabkan malaria tropika atau tertiana maligna jenis ini sering menimbulkan malaria berat atau malaria otak dan dapat berakibat fatal, gejala serangannya timbul berselang setiap dua hari (48 jam) sekali dan jarang terjadi didaerah dingin. Masa inkubasi parasit ini berkisar 7-14 hari.
3) Plasmodium vivax, menyebabkan malaria tertiana, yang gejala serangannya timbul berselang tiga hari sekali. Memiliki distibusi geografis yang terluas, mulai daerah beriklim dingin hingga ke daerah tropik. Masa inkubasi berkisar 8-14 hari.
4) Plamodium malariae, menyebabkan malaria quartana yang gejala serangannya timbul setiap empat hari sekali, penyebaran umumnya di daerah beriklim panas, tetapi juga terdapat di pegunungan dan dataran rendah. Masa inkubasi dari parasit ini sekitar 7-30 hari.
d. Gejala Klinis Malaria
Secara klinis gejala dari penyakit malaria yaitu adanya demam dengan interval (paroksisme) tertentu yang diseingi oleh suatu periode laten, biasanya penderita merasa lemah,sakit kepala, tidak nafsu makan dan muntah. Gejala klinis yang paling berat biasanya terjadi pada malaria tropika yang disebabkan oleh plasmodium falcifarum. Hal ini disebabkan oleh adanya kecenderungan parasit untuk berkumpul pada pembuluh darah organ tubuh seperti otak, hati, ginjal sehingga menyebabkan tersumbatnya pembuluh darah pada organ-organ tersebut. (Dep. Kes RI 1983 dan Rampengan 1987).
e. Stadium malaria
Menurut Depkes RI (1983) dan Rampengan (1987), suatu periksisme biasanya terdiri atas tiga stadium yang berurutan yakni :
1) Stadium dingin (cold satge), stadium ini mulai dengan menggigil dan perasaan yang sangat dingin. Gigi gemeretak dan penderita biasnya menutupi tubuhnya dengan segala macam pakian dan selimut yanng tersedia. Nadi cepat tetapi lemah, bibir dan jari-jari pucat atau sianosis, kulit kering dan pucat, penderita mungkin muntah dan pada anak- anak sering terjadi kejang. Stadium ini berlangsung antara 15 menit smpai 1 jam.
2) Stadium demam (hot stage), pada stadium ini penderita setelah merasa kedinginan, maka akan merasa kepanasan. Muka merah, kulit kering dan terasa sangat panas seperti terbakar, sakit kepala, mual serta muntah sering terjadi. Nadi menjadi kuat lagi. Biasanya penderita merasa sangat haus dan suhu badan dapat meningkat sampai 41 C atau lebih. Stadium ini berlangsung antara 2-12 jam. (Gilles, 1966. Nelson, 1983. Rampengan 1987).
3) Stadium berkeringat (sweating stage), pada stadium ini penderita berkeringat banyak sekali, sampai-sampai tempat tidurnya basah, kemudian suhu badan menurun dengan cepat, kadang-kadang sampai dibawah normal. (Depkes 1983).
f. Cara Penularan
Penyakit malaria dapat menginfeksi manusia melalui berbagai cara penularan yaitu cara penularan alamiah dan cara penularan tidak alamiah.
1) Cara penularan alamiah yaitu dengan nyamuk pembawa parasit malaria yang menggigit manusia yang sehat, selanjutnya parasit mengalami perubahan bentuk dan masuk ke dalam sel darah sehingga masuk ke dalam jaringan hati. Parasit itu berkembang biak dengan car melakukan pembelahan sel, sehingga jumlah parasit dalam tubuh manusia akan berkembang dalam waktu yang cepat. Parasit itu selanjutnya akan tersebar kedalam darah dan di luar darah. Parasit mengalami bebagai perkembangan hingga menjadi bentuk siap kawin (gametosit) dan seterusnya berubah lagi menjadi bentuk siap dihisap oleh nyamuk (tropozoit, sison dan gametosit). Jika nyamuk pembawa parasit malaria tersebut tidak menggigit manusia sehat sepanjang hidupnya, maka penularan malaria tidak akan terjadi (Mursito, 2008). Penyakit malaria secara alami ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betinayang terkonfirmasi sebagai vektor. Plasmodium yang hidup di dalam tubuh nyamuk bisa hidup berubah-ubah sesuai dengan tahapan siklus hidupnya. Seorang penderita dapat dihinggapi lebih dari satu jenis plasmodium. Infeksi demikian disebut infeksi campuran (mixed infection). Biasanya paling banyak dua jenis parasit, yakni campuran anatara falcifarum dan vivax atau malariae. Kadang-kadang dijumpai tiga jenis parasit sekaligus, meskipun hal ini jarang sekali terjadi. Infeksi campuran biasanya terdapat di daerah yang tinggi angkan penularannya. (Depkes, 1984).
2) Penularan tidak alamiah ada tiga malaria bawaan karena ibunya menderita malaria, secara mekanik melalui tranfusi darah atau jarum suntik, dan secara oral melalui mulut (cara penularan ini pernah dibuktikan pada burung). (Depkes, 1990).
g. Pencegahan Malaria
Pencegahan malaria dapat dilakukan pada tiga faktor, yaitu :
1) Tindakan pencegahan penyakit malaria terhadap manusia
a) Pendidikan kesehatan kepada masyarakat agar mereka dapat terhindar dari penyakit malaria dengan usahanya sendiri, misalnya tidur berkelambu, tinggal di dalam rumah dari sore hari sampai fajar (menjelang pagi hari), memakai pakaian lengan panjang, dan setelah petang menggunakan lotion anti nyamuk, atau dengan menyalakan obat nyamuk bakar.
b) Pengobatan semua penderita untuk penyembuhan dan meniadakan sumber penularan.
2) Tindakan pencegahan penyakit malaria terhadap Plasmodium sp
Dengan obat-obatan anti malaria seperti : kina, paludrine, chloroquine, primaquin, semua Plasmodium sp yang terdapat pada penderita dibunuh.
Obat-obatan ini dapat pula dipakai sebagai usaha pencegahan (prophylactic) sebelum orang pergi ke daerah malaria dan selama di daerah malaria.
3) Tindakan pencegahan terhadap vektor penyakitnya.
1) Usaha untuk membasmi larva (jentik-jentik) nya.
a) Mempergunakan larvacida misalnya malariol
b) Secara biologis dengan memelihara ikan pemakan jentik-jentik
c) Meniadakan air tergenang tempat bertelurnya nyamuk-nyamuk
2) Usaha untuk membunuh imagonya (serangga dewasa)
Dengan insectisida misalnya : D.D.T., Pyethrum dan sebagainya. Bila Anopheles sp bersentuhan dengan insectisida, akan mati dalam waktu 24-48 jam. Daya bunuh insectisida pada dinding berlangsung selama 6 bulan. Karena itu rumah-rumah perlu disemprot setiap 6 bulan sekali.
h. Epidemiologi Malaria
Epidemiologi malaria merupakan gambaran tentang penyebaran, frekwensi dan determinan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penyebaran penyakit malaria ditentukan oleh faktor yang disebut Host (inang), Agent (penyebab penyakit), dan Enviroment (lingkungan). (Depkes, 2003).

HOST


AGENT ENVIRONMENT

Bagan 1. 1 Segitiga Epidemiologi
1) Host (Pejamu)
Host (inang) adalah tempat berkembang biaknya agent (parasit/plasmodium), agen hidup didalam tubuh manusia dan dalam tuuh nyamuk. Manusia disebut host intermediet (inang sementara) dan nyamuk sebagai host definitif (inang tetap). (Depkes RI 1999).

2) Agent (Parasit/Plasmodium)
Agent atau penyebab penyakit adalah semua atau elemen hidup atau tidak hidup ila diikuti dengan kontak dengan efektif manusia yang rentan menjadi stimulasi untuk memudahkan terjadinya suatu proses penyakit. Agent penyebab penyakit malaria termasuk agent biologis yaitu Protozoa (Dirjen P2M dan PLP, 2003).
3) Environment (Lingkungan )
Lingkungan merupakan tempat dimana manusia dan nyamuk berada. Nyamuk berkembang biak dengan baik bila lingkungan sesuai dengan keadaan yang dibutuhkan oleh nyamuk untuk berkembang biak.











B. Kerangka teori















Bagan 2.2 Kerangka Teori







C. Kerangka Konsep















Bagan 2.3 Kerangka Konsep


Ket :
= Diteliti
= Tidak Diteliti

A. PERTANYAAN PENELITIAN

1. Bagaimana gambaran sikap masyarakat terhadap upaya pencegahan penyakit malaria di Desa Kalisalak Kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas?
2. Bagaimana gambaran perilaku masyarakat terhadap upaya pencegahan penyakit malaria di Desa Kalisalak Kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas?
3. Bagaimana upaya-upaya yang telah dilakukan oleh masyarakat dalam pencegahan penyakit malaria di Desa Kalisalak Kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas?












BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif yaitu proses berfikir yang dimulai dari data yang dikumpulkan kemudian diambil kesimpulan secara umum. Menurut Sugiyono (2008), metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi atau gabungan, analisis datanya bersifat induktif atau kualitatif dan hasilnya lebih menekankan makna daripada generalisasi. Filsafat postpositivisme disebut sebagai paradigma interpretif dan kostruktif, yang memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang holistik, kompleks, dinamis, penuh makna dan hubungan gejala bersifat interaktif.
Peneliti dituntut untuk menguasi teori yang luas dan mendalam. Landasan teori tersebut berfungsi untuk menunjukkan seberapa jauh peneliti memiliki teori dan memahami permasalahan yang diteliti walaupun masih permasalahan tersebut bersifat sementara. Oleh karena itu, landasan teori yang dikemukakan tidak bersifat tetap tapi bersifat sementara. Peneliti dituntut untuk melakukan graunded research, yaitu menemukan teori berdasarkan data yang diperoleh di lapangan atau situasi sosial (Sugiyono, 2008).

B. Tempat dan Waktu
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan September 2008 di Desa Kalisalak Kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas.

C. Populasi dan Sampel
Menurut Spradley dalam Sugiyono (2008), populasi dalam penelitian kualitatif dinamakan social situation atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen, yaitu tempat (place), pelaku (actors) dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Situasi sosial tersebut dapat di rumah berikut keluarga dan aktivitasnya atau orang-orang di kota, desa atau wilayah suatu negara. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penduduk di Desa Kalisalak Kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas.
Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai nara sumber atau partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian. Sampel dalam penelitian kualitatif bukan sampel statistik, tetapi sampel teoritis, karena tujuannya adalah untuk menghasilkan teori (Sugiyono, 2008). Dalam penelitian ini sampelnya adalah orang yang sudah pernah terkena malaria dan belum pernah terkena malaria dengan pertimbangan jika responden tersebut sudah mampu memberikan informasi yang dibutuhkan, namun jika informasi yang dibutuhkan menurut peneliti kurang maka di tambah sampel lagi, sehingga mencapai titik kejenuhan di mana semakin banyak informan maka data dan informasi yang didapat tidak bertambah.
Penentuan sumber data pada orang dilakukan secara purposive, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu (Sugiyono, 2008). Sampel berasal dari populasi yang terjaring, dengan kriteria inklusi sebagai berikut :
Kriteria inklusi :
1. Bersedia menjadi responden
2. Dapat berkomunikasi dengan baik
3. Dapat memahami bahasa Indonesia
4. Pendidikan minimal SD
Kriteria eksklusi :
Warga yang tinggal tidak menetap di desa Kalisalak

D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, dan ukuran yang dimiliki atau yang didapat oleh satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2005). Variabel dalam penelitian ini adalah sikap, perilaku dan upaya pencegahan malaria.
E. Definisi Operasional
1. Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku.
2. Perilaku manusia pada hakikatnya merupakan tindakan atau aktifitas dari manusia itu sendiri baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.
3. Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit malaria (Plasmodium) bentuk asexual yang masuk kedalam tubuh manusia, ditularkan oleh nyamuk malaria (Anopheles) betina.
F. Teknik Pengambilan Data
1. Wawancara mendalam (in depth interview)
Wawancara jenis ini tidak dilakukan dengan struktur yang ketat, tetapi dengan pertanyaan yang semakin mendalam, sehingga informasi yang dikumpulkan cukup mendalam. Kelonggaran cara ini akan mampu menggali kejujuran informan untuk memberikan informasi yang sebenarnya, terutama yang berkaitan dengan sikap dan perilaku masyarakat dalam upaya pencegahan malaria. Teknik wawancara ini akan dilakukan pada semua informan dalam penelitian ini. Alat yang digunakan untuk mempermudah proses wawancara adalah buku catatan dan panduan wawancara, perekam suara.


2. Observasi
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan terhadap fenomena-fenomena yang berkaitan dengan tema penelitian. Observasi dilakukan terhadap tindakan baik verbal, non verbal dan aktivitas individual. Teknik observasi akan menghasilkan gambaran yang lebih lengkap dan menyeluruh mengenai objek yang sedang diteliti. Alat yang digunakan untuk pendokumentasian observasi adalah kamera.
3. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan menelaah buku-buku, dokumen, laporan-laporan atau keterangan dari instalasi yang relevan dengan tema penelitian. Data yang diperoleh berupa data alat pelindung diri yang meliputi macam, jumlah dan keadaannya serta catatan kesehatan perawat meliputi pemeriksaan kesehatan perawat baik pemeriksaan kesehatan awal, berkala maupun khusus.

G. Pengolahan dan Analisis Data
1. Kredibilitas
Faktor penting yang harus diperhatikan dalam penelitian kualitatif adalah kredibilitas data. Guna mengetahui kredibilitas data tersebut penelitian ini menggunakan model triangulasi. Menurut Sugiyono (2008), triangulasi adalah pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Menurut Moleong (2006), triangulasi dibedakan menjadi , yaitu :
a. Triangulasi sumber
Yaitu membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif.
b. Triangulasi metode
Yaitu dengan menggunakan dua strategi yaitu pengecekan terhadap derajat kepercayaan penemuan hasil beberapa teknik pengumpulan data dan pengecekan kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.
c. Triangulasi penyelidik
Yaitu dengan memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekkan kembali derajat kepercayaan data. Cara lainnya adalah dengan membandingkan hasil pekerjaan seorang analis dengan analis lain.
d. Triangulasi teori
Yaitu melakukan penelitian tentang tema yang sama dan datanya dianalisa dengan menggunakan beberapa perspektif teori yang berbeda.
Keempat teknik triangulasi diatas, pada penelitian ini memilih menggunakan triangulasi data sumber. Triangulasi sumber dapat tercapai dengan jalan :
a. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi.
c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
d. Membandingkan keadaan dan prespektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang, seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan.
e. Membandingkan antara data hasil pengamatan (observasi) dengan data hasil wawancara.
2. Analisis data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data secara kualitatif dengan menggunakan model analisis interaktif menurut Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2008). Miles and Huberman (1984) dalam Sugiyono (2008), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus pada setiap tahapan penelitian sampai tuntas dan datanya sampai jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display dan conclusion drawing/verification.
Model ini terdiri atas tiga komponen yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan. Dalam analisis pertama, yang dilakukan peneliti adalah pengumpulan data. Data yang telah dikumpulkan kemudian direduksi, reduksi disini adalah seleksi, pemfokusan dan penyederhanaan data-data yang telah diperoleh yang masih berupa data kasar, sehingga peneliti berusaha memilih dan memfokuskan data yang relevan dengan permasalahan dan tujuan penelitian. Setelah data direduksi, kemudian data disajikan dalam suatu tulisan atau biasa disebut sajian data yaitu kaitan organisasi informasi yang memungkinkan kesimpulan riset dapat dilakukan. Apabila dalam menyajikan data atau tulisan masih merasa ada data yang kurang, maka peneliti dapat melihat kembali dalam data reduksi. Jika sudah didapatkan, maka peneliti segera menyajikannya lagi dalam tulisan dan dapat diambil kesimpulan, tetapi bila dalam pembuatan kesimpulan ternyata masih ada data yang kurang, peneliti akan kembali ke lapangan untuk mencari data (Miles dan Huberman dalam Sugiyono, 2008).















Gambar 1.1 Komponen-komponen analisis data:
model interaktif (Miles dan Huberman dalam Sugiyono, 2008 )

H. Etika Penelitian
1. Informed Consent
Informed consent (lembar persetujuan) diberikan kepada responden yang akan diteliti. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan serta dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. Jika responden bersedia untuk diteliti, maka responden diminta untuk menandatangani lembar persetujuan tersebut. Jika responden menolak untuk diteliti, maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-haknya.
2. Anonimity
Untuk menjaga kerahasiaaan responden, bagi peneliti yang tidak bersedia disebutkan namanya, peneliti tidak mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data (kuesioner), cukup dengan memberi kode atau nomor tertentu pada lembar kuesioner tersebut.
3. Confidentiality
Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil riset dan tidak akan disampaikan kepada pihak lain yang tidak terkait dalam penelitian.

JADWAL KEGIATAN
no Kegiatan juli Agustus September Oktober November
1 Pengumpulan materi dan penulisan proposal x x x X
2 Konsultasi dan revisi x x x X x X
3 Uji proposal dan revisi x x
4 Pelaksanaan penelitian x x x x x x x x x
5 Penyusunan hasil penelitian dan bimbingan x x x x
6 Uji skripsi dan revisi x x
7 Pengumpulan skripsi x





Lampiran 1
PEDOMAN WAWANCARA
ANALISIS KUALITATIF SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT MALARIA
DI DESA KALISALAK KECAMATAN KEBASEN
KABUPATEN BANYUMAS


IDENTITAS :
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Status :
Alamat :
Agama :


1. Sikap
a. Sikap terhadap malaria
a) Bagaimana pandangan anda tentang penyakit malaria?
b) Apa yang anda ketahui tentang malaria?
c) Menurut anda apa yang penyebab penyakit malaria?
d) Menurut anda, apakah penyakit malaria dapat menular?
b. Sikap atau cara pemeliharaan hidup sehat
a) Bagaimana pandangan anda tentang hidup sehat?
b) Bagaimana cara anda dalam upaya pemeliharaan hidup sehat?
c. Sikap terhadap kesehatan lingkungan?
a) Bagaimana pandangan anda tentang lingkungan yang sehat?
2. Perilaku
a. Pengetahuan
a) Apakah anda mengetahui tentang penyakit malaria?
b) Apakah anda mengetahui gejala-gejala penyakit malaria?
b. Persepsi
a) Apakah menurut anda penyakit malaria berbahaya?
c. Motivasi
a) Apakah upaya pencegahan yang anda lakukan agar tidak terkena penyakit malaria?
d. Emosi
a) Bagaimana perasaan anda jika anda atau salah satu keluarga anda ada yang terkena penyakit malaria?
e. Lingkungan
a) Apakah anda sering membersihkan lingkungan disekitar rumah anda?
b) Apakah jendela rumah anda menggunakan alat penyaring nyamuk?
c) Apakah anda mempunyai kolam?
d) Apakah anda menggunakan bubuk abatte?
e) Apakah anda mempunyai perkarangan?
f) Apakah di dekat rumah anda terdapat sungai?
g) Apakah di dekat umah anda terdapat area persawahan?

f. Sosial Ekonomi
a) Apakah pekerjaan anda?
b) Berapa pendapatan anda per bulan?
c) Apakah anda pernah bergergian ke luar kota atau ke luar pulau?
g. Kebudayaan
a) Apakah ketika tidur anda memakai kelambu?
b) Apakah sebelum tidur anda memakai lotion anti nyamuk?
c) Apakah di lingkungan anda terbiasa dengan beraktivitas diluar rumah di malam hari?
d) Apakah di lingkungan anda terbiasa di lakukan kerja bakti?
h. Fasilitas
a) Bagaimana jarak rumah anda dengan pelayanan kesehatan yang ada?
b) Apakah pernah di lakukan fogging atau penyemprotan di lingkungan anda?









Lampiran 2
LEMBAR OBSERVASI
ANALISIS KUALITATIF SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT MALARIA
DI DESA KALISALAK KECAMATAN KEBASEN
KABUPATEN BANYUMAS

NO OBSERVASI YA TIDAK
1.

3.
4.

6.
7.

8.
9.

10.

11. Apakah sudah terpasang kelambu di kamar tidur responden?
Apakah pemasangan kelambu sudah benar?
Apakah terdapat jendela atau ventilasi yang cukup lebar sehingga cahaya dapat masuk?
Apakah bak mandi responden bersih?
Apakah responden sudah menggunakan bubuk abatte dengan benar?
Apakah ada sampah yang menumpuk?
Apakah ada genangan air di sekitar lingkungan rumah responden?
Apakah tumbuhan di rumah responden terawat dengan baik?
Apakah di lingkungan rumah responden terdapat kolam?






























LEMBAR OBSERVASI
ANALISIS KUALITATIF SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT MALARIA
DI DESA KALISALAK KECAMATAN KEBASEN
KABUPATEN BANYUMAS


1. Apakah benar responden telah mesang kelambu dikamarnya?
2. Apakah benar responden telah membersihkan lingkungannya?
3. Apakah benar responden telah memeberikan bubuk abatte kedalam bak mandinya?
4. Apakah benar di lingkungan rumah responden terdapat kolam?
5. Apakah benar di lingkungan rumah responden terdapat pekarangan?


Kiki Andryani
N1A005078

Read More...... baca selengkapnya...... Read More......