Selasa, 24 November 2009

ANALISIS KUALITATIF SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT MALARIA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tujuan dari pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan dengan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat yang layak dan tercukupi kebutuhan dasar, yaitu; pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan dan lapangan kerja. Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari pembangunan nasional memiliki peran strategis dalam peningkatan kualitas hidup masyrakat, karena kesehatan merupakan salah satu indikator dalam pengukuran Human Development Index (HDI) , selain ekonomi dan pendidikan. Menurut Achmadi (2004), salah satu faktor penting dari keterpurukan angka kualitas sumber daya manusia Indonesia yang menempati urutan 112 dari 175 negara dalam United Nation Development Programme (UNDP) tahun 2003 adalah permasalahan penyakit menular dan kondisi lingkungan yang buruk.



Bidang pembangunan kesehatan yang mendapat perhatian khusus yaitu pemberantasan penyakit menular salah satunya malaria. Malaria merupakan penyakit menular yang sampai saat ini masih menjadi permasalahan kesehatan yang apabila tidak ditangani dengan baik akan memberikan dampak terhadap pembangunan ekonomi. Program pemberantasan malaria merupakan program utama bangsa dengan komitmen politik nasional maupun lokal ( Profil Kabupaten Banyumas, 2004).
Penyakit menular memang masih menjadi permasalahan kesehatan yang cukup serius, diantaranya adalah penyakit malaria yang merupakan penyakit tropik utama dan sampai saat ini masih mempengaruhi angka kematian bayi, anak umur dibawah 5 tahun dan ibu melahirkan serta dapat menurunkan produkitifias kerja (Depkes, 1999).
Hingga saat ini penyakit malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Angka kesakitan penyakit ini masih cukup tinggi, terutama di daerah luar Jawa dan Bali, terdapat campuran penduduk yang berasal dari daerah endemis dan yang tidak endemis malaria. Daerah tersebut masih sering terjadi letusan wabah yang menimbulkan banyak kematian (Depkes, 1984). Menurut Takagi (2004) mengatakan bahwa penderita malaria diperkirakan telah mencapai 500 juta kasus dan lebih dari 1 juta kematian ditiap tahunnya diseluruh dunia.
Menurut Depkes RI (2000), di Indonesia diperkirakan 6 juta penderita pertahun, kematian 700 penderita dan 70 juta penduduk berada di daerah endemis malaria yang mempunyai resiko penularan. Di Jawa-Bali ditemukan 155 Kabupaten/Kota yang merupakan daerah endemis malaria.
Daerah kecamatan Kebasen terdiri dari dua belas desa yang endemik malaria , namun dua desa diantaranya merupakan daerah yang sangat tinggi angka kejadian malaria. Data Puskesmas Kecamatan Kebasen menunjukan desa Kalisalak dan Randegan yang paling banyak terdapat kasus malaria. Data dari Januari 2007 sampai Juni 2008 terjadi banyak peningkatan pasien malaria di dua desa tersebut terutama desa Kalisalak. Data terakhir menunjukan jumlah penduduk yang diobati secara massal di Kecamatan Kebasen 815 orang, dari jumlah itu yang mengalami gejala malaria ada 293 orang. Namun setelah diadakan pemeriksaan, yang positif terkena malaria 34 orang dan sebagian besar merupakan warga desa Kalisalak.

B. Perumusan Masalah
Penyakit malaria telah diketahui sebagai penyakit menular yang sampai saat ini masih menjadi permasalahan kesehatan yang paling penting khususnya didaerah endemis. Sampai saat ini masih saja terjadi KLB malaria walaupun sudah banyak dilakukan upaya-upaya untuk mencegah agar tidak terjadi KLB malaria lagi.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah “ Bagaimana gambaran sikap dan perilaku masyarakat dalam upaya pencegahan penyakit malaria di Desa Kalisalak Kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas?”.



C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran sikap dan perilaku masyarakat terhadap upaya pencegahan penyakit malaria di Desa Kalisalak Kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas”.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran sikap masyarakat terhadap upaya pencegahan penyakit malaria di Desa Kalisalak Kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas.
b. Mengetahui gambaran perilaku masyarakat terhadap upaya pencegahan penyakit malaria di Desa Kalisalak Kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas.
c. Mengetahui upaya pencegahan penyakit malaria yang telah dilakukan oleh masyarakat di Desa Kalisalak Kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat
Menambah pengetahuan bagi masyarakat mengenai sikap dan perilaku dalam upaya pencegahan penyakit malaria, sehingga dapat dilakukan kegiatan preventif di masyarakat.


2. Bagi Jurusan keperawatan
Menambah pengetahuan bagi mahasiswa Keperawatan khususnya dan keluarga besar FKIK, serta menambah referensi kepustakaan dalam pengembangan Ilmu Keperawatan.
3. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam peneltian khususnya bidang Ilmu Keperawatan serta dapat mengaplikasikannya dalam masyarakat.

E. Keaslian Penelitian
Ada sumber penelitian mengungkapkan tema penelitian yang mirip dan pernah dilakukan, namun penelitian yang spesifik mengenai analisis kualitatif sikap dan perilaku masyarakat dalam upaya pencegahan penyakit malaria belum pernah dilakukan . Adapun penelitian dengan tema yang mirip adalah :
Sejati (2007), dengan judul Analisis faktor-faktor lingkungan dan perilaku yang mempengaruhi kejadian malaria di Desa Banjarpanepen Kecamatan Sumpiuh Kabupaten Banyumas. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dan metode yang digunakan kasus kontrol. Hasil yang didapat menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara faktor pemakaian kelambu (OR=3,148;95% CL=1,374-10,159), pemasangan kawat kasa anti nyamuk (OR=3,736;95% CL=1,089-7,320) terhadap kejadian malaria. Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah meneliti perilaku yang mempengaruhi kejadian malaria, sedangkan perbedaannya adalah lebih menekankan pada sikap dan perilaku masyarakat dalam upaya pencegahan malaria.




















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Sikap
a. Pengertian
Menurut Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial dalam Notoatmodjo (2002), menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu dipersiapkan untuk bertindak atau perbuatan yang berdasarkan pada pendirian dan keyakinan.
b. Indikator
Notoatmodjo (2002) mengemukakan bahwa indikator untuk sikap kesehatan sejalan dengan pengetahuan kesehatan meliputi :
1) Sikap terhadap sakit dan penyakit
Bagaimana penilaian atau pendapat seseorang terhadap gejala atau tanda-tanda penyakit, penyebab penyakit, cara penularan penyakit dan cara pencegahan penyakit.
2) Sikap cara pemeliharaan dan cara hidup sehat
Penilaian atau pendapat seseorang terhadap cara-cara memelihara dan cara-cara (berperilaku) hidup sehat.
3) Sikap terhadap kesehatan lingkungan
Pendapat atau penilaian seseorang terhadap lingkungan dan pengaruhnya terhadap kesehatan.
c. Komponen
Sikap mempunyai tiga komponen menurut Allport dalam Notoatmodjo (2003), yaitu :
1) Kepercayaan atau keyakinan, ide dan konsep terhadap suatu objek.
2) Kehidupan emosional atas evaluasi emosional terhadap suatu objek.
3) Kecenderungan untuk bertindak atau trend to behave.
Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh, yang dipengaruhi oleh pengetahuan, berpikir, keyakinan dan emosi.
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat dinyatakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu objek. Secara langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat responden.

2. Perilaku
a. Pengertian
Perilaku menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan. Perilaku manusia pada hakikatnya merupakan tindakan atau aktifitas dari manusia itu sendiri baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Skinner dalam Notoatmodjo, 2003). Pengertian perilaku lain menurut Notoatmodjo (2003), perilaku yaitu merupakan suatu refleksi dari berbagai macam gejala kejiwaan, seperti pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya. Gejala-gejala kejiwaan tersebut juga dipengaruhi oleh pengalaman, keyakinan, fasilitas, dan faktor sosial budaya yang ada di lingkungan.
b. Bentuk
Menurut Skinner (1938) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2002), perilaku mempunyai dua bentuk, yaitu :
1) Bentuk pasif adalah respons internal, yaitu respon yang terjadi di dalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain. Perilaku tersebut masih terselubung atau covert behavior.
2) Bentuk aktif, yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara langsung. Perilaku tersebut sudah tampak dalam bentuk tindakan nyata atau overt behavior.


c. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Menurut Notoatmodjo (2003), di dalam proses pembentukan atau pun perubahan, perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam (intern) yang berfungsi untuk mengolah rangsangan dari luar, dan dari luar individu (ekstern) itu sendiri, yaitu :
1) Faktor intern
a) Pengetahuan
Adalah merupakan hasil pembelajaran, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
b) Persepsi
Adalah sebagai pengalaman yang dihasilkan melalui panca indra tehadap suatu objek atau kejadian tertentu sehingga dapat mempengaruhi perilaku seseorang.
c) Motivasi
Adalah suatu dorongan untuk bertindak untuk mencapai suatu tujuan juga dapat terwujud dalam bentuk perilaku.
d) Emosi
Adalah suatu keadaan psikologis yang ada dalam diri seseorang.
2) Faktor ekstern
a) Lingkungan
Adalah keadaan yang ada di sekitar kita yang dapat membawa pengaruh besar dalam perubahan perilaku seseorang.
b) Sosial ekonomi
Adalah suatu keadaan dimana tingkat penghasilan dan keadaan ekonomi seseorang dapat mempengaruhi perilakunya tersebut dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
c) Kebudayaan
Adalah kebiasaan dan batasan-batasan yang ada dalam masyarakat di suatu daerah tertentu yang dapat mempengaruhi dan membentuk perilaku seseorang.
3. Malaria
a. Pengertian
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit malaria (Plasmodium) bentuk asexual yang masuk kedalam tubuh manusia, ditularkan oleh nyamuk malaria (Anopheles) betina (Dep.Kes RI 2000). Penyakit malaira disebabkan oleh protozoa obligat interseluler dari genus Plasmodium, penyakit malaria menyerang sel darah merah manusia untuk hidup dan berkembang biak didalamnya. Secara klinis penyakit ini ditandai dengan demam, pembesaran limpa, syok, malaria serebral dan manefestasi hematologik lainnya (Harijanto 2000).
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran malaria
1) Umur
Secara umum dapat dikatakan bahwa pada dasarnya setiap orang dapat terkena malaria, namun umur juga dapat mempengaruhi seseorang untuk terkena malaria atau tidak karena derajat kekebalan tubuh seseorang berbeda.
2) Jenis kelamin
Perempuan mempunyai respon imun yang lebih kuat dibandingkan dengan laki-laki, namun kehamilanmenambah resiko malaria.
3) Lingkungan
Keadaan yang ada di sekitar kita yang dapat menyebabkan penyakit malaria apabila lingkungan tersebut tidak bersih.
4) Pengalaman
Seseorang yang sudah pernah terjangkit malaria akan mempunyai pengalaman sehingga orang tersebut dapat melakukan pencegahan-pencegahannya.
5) Sosial
Suatu keadaan dimana interaksi antara sesama individu terjadi secara terus menerus.
6) Ekonomi
Jenis pekerjaan setiap orang itu berbeda-beda dan dari pekerjaan itulah yang membedakan tingkat penghasilan seseorang. Orang yang berpenghasilan rendah biasanya tidak terlalu mementingkan kesehatan mereka.
7) Budaya
Faktor budaya yang ada di masyarakat biasanya mempunyai porsi besar dibandingkan dengan faktor lainnya. Adanya budaya atau kebiasaan di masyarakat berada di luar rumah sampai larut malam.
8) Fasilitas
Adanya fasilitas kesehatan yang memadai dan persediaan obat-obatan yang lengkap sehingga apabila ada warga yang terkena malaria dapat segera di berikan pertolongan.
9) Kebijakan Pemerintah
Adanya perhatian pemerintah dalam penanganan malaria contohnya dengan mengadakan gerakan klambunisasi dan penyemprotan.
c. Macam-macam plasmodium malaria
Ada 4 jenis Plasmodium yang menyebabkan penyakit malaria pada manusia yaitu
1) Plasmodium ovale, menyebabkan malaria ovale, jenis ini jarang diketemukan di Indonesia namun banyak dijumpai di afrika dan Pasifik Barat, dengan masa inkubasi 8-14 hari (Chin 2000).
2) Plasmodium falcifarum, menyebabkan malaria tropika atau tertiana maligna jenis ini sering menimbulkan malaria berat atau malaria otak dan dapat berakibat fatal, gejala serangannya timbul berselang setiap dua hari (48 jam) sekali dan jarang terjadi didaerah dingin. Masa inkubasi parasit ini berkisar 7-14 hari.
3) Plasmodium vivax, menyebabkan malaria tertiana, yang gejala serangannya timbul berselang tiga hari sekali. Memiliki distibusi geografis yang terluas, mulai daerah beriklim dingin hingga ke daerah tropik. Masa inkubasi berkisar 8-14 hari.
4) Plamodium malariae, menyebabkan malaria quartana yang gejala serangannya timbul setiap empat hari sekali, penyebaran umumnya di daerah beriklim panas, tetapi juga terdapat di pegunungan dan dataran rendah. Masa inkubasi dari parasit ini sekitar 7-30 hari.
d. Gejala Klinis Malaria
Secara klinis gejala dari penyakit malaria yaitu adanya demam dengan interval (paroksisme) tertentu yang diseingi oleh suatu periode laten, biasanya penderita merasa lemah,sakit kepala, tidak nafsu makan dan muntah. Gejala klinis yang paling berat biasanya terjadi pada malaria tropika yang disebabkan oleh plasmodium falcifarum. Hal ini disebabkan oleh adanya kecenderungan parasit untuk berkumpul pada pembuluh darah organ tubuh seperti otak, hati, ginjal sehingga menyebabkan tersumbatnya pembuluh darah pada organ-organ tersebut. (Dep. Kes RI 1983 dan Rampengan 1987).
e. Stadium malaria
Menurut Depkes RI (1983) dan Rampengan (1987), suatu periksisme biasanya terdiri atas tiga stadium yang berurutan yakni :
1) Stadium dingin (cold satge), stadium ini mulai dengan menggigil dan perasaan yang sangat dingin. Gigi gemeretak dan penderita biasnya menutupi tubuhnya dengan segala macam pakian dan selimut yanng tersedia. Nadi cepat tetapi lemah, bibir dan jari-jari pucat atau sianosis, kulit kering dan pucat, penderita mungkin muntah dan pada anak- anak sering terjadi kejang. Stadium ini berlangsung antara 15 menit smpai 1 jam.
2) Stadium demam (hot stage), pada stadium ini penderita setelah merasa kedinginan, maka akan merasa kepanasan. Muka merah, kulit kering dan terasa sangat panas seperti terbakar, sakit kepala, mual serta muntah sering terjadi. Nadi menjadi kuat lagi. Biasanya penderita merasa sangat haus dan suhu badan dapat meningkat sampai 41 C atau lebih. Stadium ini berlangsung antara 2-12 jam. (Gilles, 1966. Nelson, 1983. Rampengan 1987).
3) Stadium berkeringat (sweating stage), pada stadium ini penderita berkeringat banyak sekali, sampai-sampai tempat tidurnya basah, kemudian suhu badan menurun dengan cepat, kadang-kadang sampai dibawah normal. (Depkes 1983).
f. Cara Penularan
Penyakit malaria dapat menginfeksi manusia melalui berbagai cara penularan yaitu cara penularan alamiah dan cara penularan tidak alamiah.
1) Cara penularan alamiah yaitu dengan nyamuk pembawa parasit malaria yang menggigit manusia yang sehat, selanjutnya parasit mengalami perubahan bentuk dan masuk ke dalam sel darah sehingga masuk ke dalam jaringan hati. Parasit itu berkembang biak dengan car melakukan pembelahan sel, sehingga jumlah parasit dalam tubuh manusia akan berkembang dalam waktu yang cepat. Parasit itu selanjutnya akan tersebar kedalam darah dan di luar darah. Parasit mengalami bebagai perkembangan hingga menjadi bentuk siap kawin (gametosit) dan seterusnya berubah lagi menjadi bentuk siap dihisap oleh nyamuk (tropozoit, sison dan gametosit). Jika nyamuk pembawa parasit malaria tersebut tidak menggigit manusia sehat sepanjang hidupnya, maka penularan malaria tidak akan terjadi (Mursito, 2008). Penyakit malaria secara alami ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betinayang terkonfirmasi sebagai vektor. Plasmodium yang hidup di dalam tubuh nyamuk bisa hidup berubah-ubah sesuai dengan tahapan siklus hidupnya. Seorang penderita dapat dihinggapi lebih dari satu jenis plasmodium. Infeksi demikian disebut infeksi campuran (mixed infection). Biasanya paling banyak dua jenis parasit, yakni campuran anatara falcifarum dan vivax atau malariae. Kadang-kadang dijumpai tiga jenis parasit sekaligus, meskipun hal ini jarang sekali terjadi. Infeksi campuran biasanya terdapat di daerah yang tinggi angkan penularannya. (Depkes, 1984).
2) Penularan tidak alamiah ada tiga malaria bawaan karena ibunya menderita malaria, secara mekanik melalui tranfusi darah atau jarum suntik, dan secara oral melalui mulut (cara penularan ini pernah dibuktikan pada burung). (Depkes, 1990).
g. Pencegahan Malaria
Pencegahan malaria dapat dilakukan pada tiga faktor, yaitu :
1) Tindakan pencegahan penyakit malaria terhadap manusia
a) Pendidikan kesehatan kepada masyarakat agar mereka dapat terhindar dari penyakit malaria dengan usahanya sendiri, misalnya tidur berkelambu, tinggal di dalam rumah dari sore hari sampai fajar (menjelang pagi hari), memakai pakaian lengan panjang, dan setelah petang menggunakan lotion anti nyamuk, atau dengan menyalakan obat nyamuk bakar.
b) Pengobatan semua penderita untuk penyembuhan dan meniadakan sumber penularan.
2) Tindakan pencegahan penyakit malaria terhadap Plasmodium sp
Dengan obat-obatan anti malaria seperti : kina, paludrine, chloroquine, primaquin, semua Plasmodium sp yang terdapat pada penderita dibunuh.
Obat-obatan ini dapat pula dipakai sebagai usaha pencegahan (prophylactic) sebelum orang pergi ke daerah malaria dan selama di daerah malaria.
3) Tindakan pencegahan terhadap vektor penyakitnya.
1) Usaha untuk membasmi larva (jentik-jentik) nya.
a) Mempergunakan larvacida misalnya malariol
b) Secara biologis dengan memelihara ikan pemakan jentik-jentik
c) Meniadakan air tergenang tempat bertelurnya nyamuk-nyamuk
2) Usaha untuk membunuh imagonya (serangga dewasa)
Dengan insectisida misalnya : D.D.T., Pyethrum dan sebagainya. Bila Anopheles sp bersentuhan dengan insectisida, akan mati dalam waktu 24-48 jam. Daya bunuh insectisida pada dinding berlangsung selama 6 bulan. Karena itu rumah-rumah perlu disemprot setiap 6 bulan sekali.
h. Epidemiologi Malaria
Epidemiologi malaria merupakan gambaran tentang penyebaran, frekwensi dan determinan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penyebaran penyakit malaria ditentukan oleh faktor yang disebut Host (inang), Agent (penyebab penyakit), dan Enviroment (lingkungan). (Depkes, 2003).

HOST


AGENT ENVIRONMENT

Bagan 1. 1 Segitiga Epidemiologi
1) Host (Pejamu)
Host (inang) adalah tempat berkembang biaknya agent (parasit/plasmodium), agen hidup didalam tubuh manusia dan dalam tuuh nyamuk. Manusia disebut host intermediet (inang sementara) dan nyamuk sebagai host definitif (inang tetap). (Depkes RI 1999).

2) Agent (Parasit/Plasmodium)
Agent atau penyebab penyakit adalah semua atau elemen hidup atau tidak hidup ila diikuti dengan kontak dengan efektif manusia yang rentan menjadi stimulasi untuk memudahkan terjadinya suatu proses penyakit. Agent penyebab penyakit malaria termasuk agent biologis yaitu Protozoa (Dirjen P2M dan PLP, 2003).
3) Environment (Lingkungan )
Lingkungan merupakan tempat dimana manusia dan nyamuk berada. Nyamuk berkembang biak dengan baik bila lingkungan sesuai dengan keadaan yang dibutuhkan oleh nyamuk untuk berkembang biak.











B. Kerangka teori















Bagan 2.2 Kerangka Teori







C. Kerangka Konsep















Bagan 2.3 Kerangka Konsep


Ket :
= Diteliti
= Tidak Diteliti

A. PERTANYAAN PENELITIAN

1. Bagaimana gambaran sikap masyarakat terhadap upaya pencegahan penyakit malaria di Desa Kalisalak Kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas?
2. Bagaimana gambaran perilaku masyarakat terhadap upaya pencegahan penyakit malaria di Desa Kalisalak Kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas?
3. Bagaimana upaya-upaya yang telah dilakukan oleh masyarakat dalam pencegahan penyakit malaria di Desa Kalisalak Kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas?












BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif yaitu proses berfikir yang dimulai dari data yang dikumpulkan kemudian diambil kesimpulan secara umum. Menurut Sugiyono (2008), metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi atau gabungan, analisis datanya bersifat induktif atau kualitatif dan hasilnya lebih menekankan makna daripada generalisasi. Filsafat postpositivisme disebut sebagai paradigma interpretif dan kostruktif, yang memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang holistik, kompleks, dinamis, penuh makna dan hubungan gejala bersifat interaktif.
Peneliti dituntut untuk menguasi teori yang luas dan mendalam. Landasan teori tersebut berfungsi untuk menunjukkan seberapa jauh peneliti memiliki teori dan memahami permasalahan yang diteliti walaupun masih permasalahan tersebut bersifat sementara. Oleh karena itu, landasan teori yang dikemukakan tidak bersifat tetap tapi bersifat sementara. Peneliti dituntut untuk melakukan graunded research, yaitu menemukan teori berdasarkan data yang diperoleh di lapangan atau situasi sosial (Sugiyono, 2008).

B. Tempat dan Waktu
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan September 2008 di Desa Kalisalak Kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas.

C. Populasi dan Sampel
Menurut Spradley dalam Sugiyono (2008), populasi dalam penelitian kualitatif dinamakan social situation atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen, yaitu tempat (place), pelaku (actors) dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Situasi sosial tersebut dapat di rumah berikut keluarga dan aktivitasnya atau orang-orang di kota, desa atau wilayah suatu negara. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penduduk di Desa Kalisalak Kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas.
Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai nara sumber atau partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian. Sampel dalam penelitian kualitatif bukan sampel statistik, tetapi sampel teoritis, karena tujuannya adalah untuk menghasilkan teori (Sugiyono, 2008). Dalam penelitian ini sampelnya adalah orang yang sudah pernah terkena malaria dan belum pernah terkena malaria dengan pertimbangan jika responden tersebut sudah mampu memberikan informasi yang dibutuhkan, namun jika informasi yang dibutuhkan menurut peneliti kurang maka di tambah sampel lagi, sehingga mencapai titik kejenuhan di mana semakin banyak informan maka data dan informasi yang didapat tidak bertambah.
Penentuan sumber data pada orang dilakukan secara purposive, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu (Sugiyono, 2008). Sampel berasal dari populasi yang terjaring, dengan kriteria inklusi sebagai berikut :
Kriteria inklusi :
1. Bersedia menjadi responden
2. Dapat berkomunikasi dengan baik
3. Dapat memahami bahasa Indonesia
4. Pendidikan minimal SD
Kriteria eksklusi :
Warga yang tinggal tidak menetap di desa Kalisalak

D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, dan ukuran yang dimiliki atau yang didapat oleh satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2005). Variabel dalam penelitian ini adalah sikap, perilaku dan upaya pencegahan malaria.
E. Definisi Operasional
1. Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku.
2. Perilaku manusia pada hakikatnya merupakan tindakan atau aktifitas dari manusia itu sendiri baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.
3. Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit malaria (Plasmodium) bentuk asexual yang masuk kedalam tubuh manusia, ditularkan oleh nyamuk malaria (Anopheles) betina.
F. Teknik Pengambilan Data
1. Wawancara mendalam (in depth interview)
Wawancara jenis ini tidak dilakukan dengan struktur yang ketat, tetapi dengan pertanyaan yang semakin mendalam, sehingga informasi yang dikumpulkan cukup mendalam. Kelonggaran cara ini akan mampu menggali kejujuran informan untuk memberikan informasi yang sebenarnya, terutama yang berkaitan dengan sikap dan perilaku masyarakat dalam upaya pencegahan malaria. Teknik wawancara ini akan dilakukan pada semua informan dalam penelitian ini. Alat yang digunakan untuk mempermudah proses wawancara adalah buku catatan dan panduan wawancara, perekam suara.


2. Observasi
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan terhadap fenomena-fenomena yang berkaitan dengan tema penelitian. Observasi dilakukan terhadap tindakan baik verbal, non verbal dan aktivitas individual. Teknik observasi akan menghasilkan gambaran yang lebih lengkap dan menyeluruh mengenai objek yang sedang diteliti. Alat yang digunakan untuk pendokumentasian observasi adalah kamera.
3. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan menelaah buku-buku, dokumen, laporan-laporan atau keterangan dari instalasi yang relevan dengan tema penelitian. Data yang diperoleh berupa data alat pelindung diri yang meliputi macam, jumlah dan keadaannya serta catatan kesehatan perawat meliputi pemeriksaan kesehatan perawat baik pemeriksaan kesehatan awal, berkala maupun khusus.

G. Pengolahan dan Analisis Data
1. Kredibilitas
Faktor penting yang harus diperhatikan dalam penelitian kualitatif adalah kredibilitas data. Guna mengetahui kredibilitas data tersebut penelitian ini menggunakan model triangulasi. Menurut Sugiyono (2008), triangulasi adalah pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Menurut Moleong (2006), triangulasi dibedakan menjadi , yaitu :
a. Triangulasi sumber
Yaitu membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif.
b. Triangulasi metode
Yaitu dengan menggunakan dua strategi yaitu pengecekan terhadap derajat kepercayaan penemuan hasil beberapa teknik pengumpulan data dan pengecekan kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.
c. Triangulasi penyelidik
Yaitu dengan memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekkan kembali derajat kepercayaan data. Cara lainnya adalah dengan membandingkan hasil pekerjaan seorang analis dengan analis lain.
d. Triangulasi teori
Yaitu melakukan penelitian tentang tema yang sama dan datanya dianalisa dengan menggunakan beberapa perspektif teori yang berbeda.
Keempat teknik triangulasi diatas, pada penelitian ini memilih menggunakan triangulasi data sumber. Triangulasi sumber dapat tercapai dengan jalan :
a. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi.
c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
d. Membandingkan keadaan dan prespektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang, seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan.
e. Membandingkan antara data hasil pengamatan (observasi) dengan data hasil wawancara.
2. Analisis data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data secara kualitatif dengan menggunakan model analisis interaktif menurut Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2008). Miles and Huberman (1984) dalam Sugiyono (2008), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus pada setiap tahapan penelitian sampai tuntas dan datanya sampai jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display dan conclusion drawing/verification.
Model ini terdiri atas tiga komponen yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan. Dalam analisis pertama, yang dilakukan peneliti adalah pengumpulan data. Data yang telah dikumpulkan kemudian direduksi, reduksi disini adalah seleksi, pemfokusan dan penyederhanaan data-data yang telah diperoleh yang masih berupa data kasar, sehingga peneliti berusaha memilih dan memfokuskan data yang relevan dengan permasalahan dan tujuan penelitian. Setelah data direduksi, kemudian data disajikan dalam suatu tulisan atau biasa disebut sajian data yaitu kaitan organisasi informasi yang memungkinkan kesimpulan riset dapat dilakukan. Apabila dalam menyajikan data atau tulisan masih merasa ada data yang kurang, maka peneliti dapat melihat kembali dalam data reduksi. Jika sudah didapatkan, maka peneliti segera menyajikannya lagi dalam tulisan dan dapat diambil kesimpulan, tetapi bila dalam pembuatan kesimpulan ternyata masih ada data yang kurang, peneliti akan kembali ke lapangan untuk mencari data (Miles dan Huberman dalam Sugiyono, 2008).















Gambar 1.1 Komponen-komponen analisis data:
model interaktif (Miles dan Huberman dalam Sugiyono, 2008 )

H. Etika Penelitian
1. Informed Consent
Informed consent (lembar persetujuan) diberikan kepada responden yang akan diteliti. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan serta dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. Jika responden bersedia untuk diteliti, maka responden diminta untuk menandatangani lembar persetujuan tersebut. Jika responden menolak untuk diteliti, maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-haknya.
2. Anonimity
Untuk menjaga kerahasiaaan responden, bagi peneliti yang tidak bersedia disebutkan namanya, peneliti tidak mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data (kuesioner), cukup dengan memberi kode atau nomor tertentu pada lembar kuesioner tersebut.
3. Confidentiality
Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil riset dan tidak akan disampaikan kepada pihak lain yang tidak terkait dalam penelitian.

JADWAL KEGIATAN
no Kegiatan juli Agustus September Oktober November
1 Pengumpulan materi dan penulisan proposal x x x X
2 Konsultasi dan revisi x x x X x X
3 Uji proposal dan revisi x x
4 Pelaksanaan penelitian x x x x x x x x x
5 Penyusunan hasil penelitian dan bimbingan x x x x
6 Uji skripsi dan revisi x x
7 Pengumpulan skripsi x





Lampiran 1
PEDOMAN WAWANCARA
ANALISIS KUALITATIF SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT MALARIA
DI DESA KALISALAK KECAMATAN KEBASEN
KABUPATEN BANYUMAS


IDENTITAS :
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Status :
Alamat :
Agama :


1. Sikap
a. Sikap terhadap malaria
a) Bagaimana pandangan anda tentang penyakit malaria?
b) Apa yang anda ketahui tentang malaria?
c) Menurut anda apa yang penyebab penyakit malaria?
d) Menurut anda, apakah penyakit malaria dapat menular?
b. Sikap atau cara pemeliharaan hidup sehat
a) Bagaimana pandangan anda tentang hidup sehat?
b) Bagaimana cara anda dalam upaya pemeliharaan hidup sehat?
c. Sikap terhadap kesehatan lingkungan?
a) Bagaimana pandangan anda tentang lingkungan yang sehat?
2. Perilaku
a. Pengetahuan
a) Apakah anda mengetahui tentang penyakit malaria?
b) Apakah anda mengetahui gejala-gejala penyakit malaria?
b. Persepsi
a) Apakah menurut anda penyakit malaria berbahaya?
c. Motivasi
a) Apakah upaya pencegahan yang anda lakukan agar tidak terkena penyakit malaria?
d. Emosi
a) Bagaimana perasaan anda jika anda atau salah satu keluarga anda ada yang terkena penyakit malaria?
e. Lingkungan
a) Apakah anda sering membersihkan lingkungan disekitar rumah anda?
b) Apakah jendela rumah anda menggunakan alat penyaring nyamuk?
c) Apakah anda mempunyai kolam?
d) Apakah anda menggunakan bubuk abatte?
e) Apakah anda mempunyai perkarangan?
f) Apakah di dekat rumah anda terdapat sungai?
g) Apakah di dekat umah anda terdapat area persawahan?

f. Sosial Ekonomi
a) Apakah pekerjaan anda?
b) Berapa pendapatan anda per bulan?
c) Apakah anda pernah bergergian ke luar kota atau ke luar pulau?
g. Kebudayaan
a) Apakah ketika tidur anda memakai kelambu?
b) Apakah sebelum tidur anda memakai lotion anti nyamuk?
c) Apakah di lingkungan anda terbiasa dengan beraktivitas diluar rumah di malam hari?
d) Apakah di lingkungan anda terbiasa di lakukan kerja bakti?
h. Fasilitas
a) Bagaimana jarak rumah anda dengan pelayanan kesehatan yang ada?
b) Apakah pernah di lakukan fogging atau penyemprotan di lingkungan anda?









Lampiran 2
LEMBAR OBSERVASI
ANALISIS KUALITATIF SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT MALARIA
DI DESA KALISALAK KECAMATAN KEBASEN
KABUPATEN BANYUMAS

NO OBSERVASI YA TIDAK
1.

3.
4.

6.
7.

8.
9.

10.

11. Apakah sudah terpasang kelambu di kamar tidur responden?
Apakah pemasangan kelambu sudah benar?
Apakah terdapat jendela atau ventilasi yang cukup lebar sehingga cahaya dapat masuk?
Apakah bak mandi responden bersih?
Apakah responden sudah menggunakan bubuk abatte dengan benar?
Apakah ada sampah yang menumpuk?
Apakah ada genangan air di sekitar lingkungan rumah responden?
Apakah tumbuhan di rumah responden terawat dengan baik?
Apakah di lingkungan rumah responden terdapat kolam?






























LEMBAR OBSERVASI
ANALISIS KUALITATIF SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT MALARIA
DI DESA KALISALAK KECAMATAN KEBASEN
KABUPATEN BANYUMAS


1. Apakah benar responden telah mesang kelambu dikamarnya?
2. Apakah benar responden telah membersihkan lingkungannya?
3. Apakah benar responden telah memeberikan bubuk abatte kedalam bak mandinya?
4. Apakah benar di lingkungan rumah responden terdapat kolam?
5. Apakah benar di lingkungan rumah responden terdapat pekarangan?


Kiki Andryani
N1A005078

Tidak ada komentar: